Kamis, 09 Mei 2013

Rama-Shinta

Mengenai kisah kerajaan yang nyata termahsyur, bahkan telah dikenal di seluruh alam..
Sebuah kerajaan di dataran India, mengadakan sayembara untuk seorang putri jelita, Shinta namanya. Memang seperti judul, jodoh Shinta adalah Rama. Shinta sendirilah yang telah menetapkan takdir itu. Rama adalah seorang pangeran dari suatu kerajaan beribu kota Ayodya. Ia mampu mencabut busur milik Dewa Siwa yang konon mampu membelah bumi.
Sekembalinya mereka di Ayodya, Rama dikabarkan akan menjadi penerus tahta raja. Istri muda sang raja yang tak terima akan hal itu mendepak Rama dan Shinta dari istana. 14 tahun hidup di hutan, bersama dengan seorang adik tirinya yang bernama Laksmana. Walau harus pergi dari istana, Shinta tetap setia menemani suami tercinta.
Karena kelembutan hatinya, suatu hari Shinta terperangkap jebakan Rahwana dari Alengka yang dendam pada Rama. Berbulan-bulan Rama mencoba berbagai cara menyelamatkan Shinta yang dibantu oleh Jatayu, dan pasukan kera yang dipimpin oleh panglima hebat bernama Hanuman, akhirnya mampu merebut kembali Shinta dengan berakhirnya Rahwana yang tewas tertembus panah busur sakti dari Rama.
                Hingga mereka kembali ke Ayodya, Rama menjadi raja yang sangat mencintai istrinya. Namun suatu ketika isu-isu tentang Shinta berkembang. Kesucian Shinta harus dipertanyakan. Shinta harus melewati api suci untuk membuktikan kepada rakyatnya bahwa ia pantas dipercaya. Shinta melewati api tanpa seujung kuku terlukai. Kabar lain mulai berkembang bahwa selama disandera Rahwana, Shinta telah memiliki ilmu hitam yang mampu membuatnya tak terluka di kobaran api suci. Hingga Rama harus menuruti pikiran rakyat yang mengharuskan Shinta diasingkan selama 10 tahun tanpa ada yang menemani.
                Shinta yang sedang hamil –bahkan Rama tak mengetahui akan hal itu- diselamatkan oleh Resi Walmiki dari serangan beruang ganas. Resi tersebut memiliki kelebihan mampu melihat watak seseorang walau hanya melihat wajahnya. Oleh Resi tersebut, Shinta dibawa ke sebuah perkampungan di tengah hutan. Selama di perkampungan tersebut, Shinta hanya termenung dan tetap memikirkan Rama yang telah membuangnya.
                Tiba waktunya, putra Rama terlahir kembar. Diberi nama Lawa dan Kusa. Mereka tumbuh menjadi anak yang pandai dan berbakat. Belajar di padepokan Resi yang telah menyelamatkan Shinta dahulu, mereka mewarisi bakat ayahnya yang gagah. Karena kepiawaian mereka, diberilah pusaka oleh Resi yaitu busur sang Dewa Brahma.
                10 tahun berlalu, Rama tak kunjung menjempu Shinta yang masih setia menunggu di gerbang perkampungan. Hingga si kembar berumur 12 tahun tak sengaja membaca kisah yang dituliskan oleh sang resi tentang apa yang dialami ibunya selama ini. Geram dengan semua tingkah ayahnya, mereka mencoba mendatangi ayahnya dan memporak-porandakan Ayodya dengan busur mereka. Busur itu menjadi sangat sakti dengan syarat bahwa pemilik merasa harus membalaskan dendamnya. Dengan busur tersebut mereka mampu melawan dan menaklukkan ratusan penjaga kota. Kabar tersebut didengar oleh Shinta, tanpa pikir panjang menyusul mereka ke Ayodya dan menghentikan mereka.
                Tak tertahankan Shinta menangis, tak membiarkan anak-ananknya melukai ayah mereka sendiri. Saat itu juga Rama mendekati Shinta dengan rasa suka cita, namun ia terheran dengan anak yang ia tangisi. Satu sisi hatinya sangat merindukan istrinya, namun sisi yang lain mendengarkan isu yang baru saja ia dengarkan dari rakyatnya bahwa tak mungkin selama 10 tahun sang istri mampu setia.
                Melihat keadaan itu, Shinta yang terlampau sedih dan masih amat mencintai Rama akan membuktikan kesungguhannya selama ini. Shinta memohon kepada Dewi untuk menguburkan dirinya dari berbagai masalah itu. Rama yang meminta maaf tak terdengar oleh Shinta yang telah mengucapkan mantra kesucian.
                Tiba-tiba tanah merekah dan Shinta masuk kedalamnya, dengan cepat tanah tersebut menutup saling berdebam menyisakan debu yang berterbangan. Rama yang sangat menyesal tak mampu berbuat apapun lagi. Busur saktinya tak mampu lagi membelah bumi, karena sama seperti busur lainnya. Busur milik Rama hanya akan bekerja jika Shinta yang menghendakinya. Rama yang terlampau menyesal kini menjadi seorang petapa. Hingga diujung hidupnya, Shinta tetap setia dan mencintai Rama.
                Benarlah apa yang sebelumnya Laksmana katakana kepada Rama saat hendak mengasingkan Shinta, “api suci bias membuktikan kejujuran Sinta, namun tak bias menghilangkan ketidakpercayaan paduka.”.

0 komentar:

Posting Komentar

 
World In Thought Blogger Template by Ipietoon Blogger Template