Mengenai kisah kerajaan yang
nyata termahsyur, bahkan telah dikenal di seluruh alam..
Sebuah kerajaan di dataran India,
mengadakan sayembara untuk seorang putri jelita, Shinta namanya. Memang seperti
judul, jodoh Shinta adalah Rama. Shinta sendirilah yang telah menetapkan takdir
itu. Rama adalah seorang pangeran dari suatu kerajaan beribu kota Ayodya. Ia
mampu mencabut busur milik Dewa Siwa yang konon mampu membelah bumi.
Sekembalinya mereka di Ayodya,
Rama dikabarkan akan menjadi penerus tahta raja. Istri muda sang raja yang tak
terima akan hal itu mendepak Rama dan Shinta dari istana. 14 tahun hidup di
hutan, bersama dengan seorang adik tirinya yang bernama Laksmana. Walau harus
pergi dari istana, Shinta tetap setia menemani suami tercinta.
Karena kelembutan hatinya, suatu
hari Shinta terperangkap jebakan Rahwana dari Alengka yang dendam pada Rama. Berbulan-bulan
Rama mencoba berbagai cara menyelamatkan Shinta yang dibantu oleh Jatayu, dan
pasukan kera yang dipimpin oleh panglima hebat bernama Hanuman, akhirnya mampu
merebut kembali Shinta dengan berakhirnya Rahwana yang tewas tertembus panah
busur sakti dari Rama.
Hingga mereka
kembali ke Ayodya, Rama menjadi raja yang sangat mencintai istrinya. Namun suatu
ketika isu-isu tentang Shinta berkembang. Kesucian Shinta harus dipertanyakan.
Shinta harus melewati api suci untuk membuktikan kepada rakyatnya bahwa ia pantas
dipercaya. Shinta melewati api tanpa seujung kuku terlukai. Kabar lain mulai
berkembang bahwa selama disandera Rahwana, Shinta telah memiliki ilmu hitam
yang mampu membuatnya tak terluka di kobaran api suci. Hingga Rama harus
menuruti pikiran rakyat yang mengharuskan Shinta diasingkan selama 10 tahun
tanpa ada yang menemani.
Shinta
yang sedang hamil –bahkan Rama tak mengetahui akan hal itu- diselamatkan oleh
Resi Walmiki dari serangan beruang ganas. Resi tersebut memiliki kelebihan
mampu melihat watak seseorang walau hanya melihat wajahnya. Oleh Resi tersebut,
Shinta dibawa ke sebuah perkampungan di tengah hutan. Selama di perkampungan
tersebut, Shinta hanya termenung dan tetap memikirkan Rama yang telah
membuangnya.
Tiba
waktunya, putra Rama terlahir kembar. Diberi nama Lawa dan Kusa. Mereka tumbuh
menjadi anak yang pandai dan berbakat. Belajar di padepokan Resi yang telah
menyelamatkan Shinta dahulu, mereka mewarisi bakat ayahnya yang gagah. Karena kepiawaian
mereka, diberilah pusaka oleh Resi yaitu busur sang Dewa Brahma.
10
tahun berlalu, Rama tak kunjung menjempu Shinta yang masih setia menunggu di
gerbang perkampungan. Hingga si kembar berumur 12 tahun tak sengaja membaca
kisah yang dituliskan oleh sang resi tentang apa yang dialami ibunya selama
ini. Geram dengan semua tingkah ayahnya, mereka mencoba mendatangi ayahnya dan
memporak-porandakan Ayodya dengan busur mereka. Busur itu menjadi sangat sakti
dengan syarat bahwa pemilik merasa harus membalaskan dendamnya. Dengan busur
tersebut mereka mampu melawan dan menaklukkan ratusan penjaga kota. Kabar tersebut
didengar oleh Shinta, tanpa pikir panjang menyusul mereka ke Ayodya dan
menghentikan mereka.
Tak tertahankan
Shinta menangis, tak membiarkan anak-ananknya melukai ayah mereka sendiri. Saat
itu juga Rama mendekati Shinta dengan rasa suka cita, namun ia terheran dengan
anak yang ia tangisi. Satu sisi hatinya sangat merindukan istrinya, namun sisi
yang lain mendengarkan isu yang baru saja ia dengarkan dari rakyatnya bahwa tak
mungkin selama 10 tahun sang istri mampu setia.
Melihat
keadaan itu, Shinta yang terlampau sedih dan masih amat mencintai Rama akan
membuktikan kesungguhannya selama ini. Shinta memohon kepada Dewi untuk
menguburkan dirinya dari berbagai masalah itu. Rama yang meminta maaf tak
terdengar oleh Shinta yang telah mengucapkan mantra kesucian.
Tiba-tiba
tanah merekah dan Shinta masuk kedalamnya, dengan cepat tanah tersebut menutup
saling berdebam menyisakan debu yang berterbangan. Rama yang sangat menyesal
tak mampu berbuat apapun lagi. Busur saktinya tak mampu lagi membelah bumi,
karena sama seperti busur lainnya. Busur milik Rama hanya akan bekerja jika
Shinta yang menghendakinya. Rama yang terlampau menyesal kini menjadi seorang
petapa. Hingga diujung hidupnya, Shinta tetap setia dan mencintai Rama.
Benarlah
apa yang sebelumnya Laksmana katakana kepada Rama saat hendak mengasingkan
Shinta, “api suci bias membuktikan kejujuran Sinta, namun tak bias menghilangkan
ketidakpercayaan paduka.”.
0 komentar:
Posting Komentar