seminggu terakhir, aku menjadi seorang yang dibodohi oleh pembodohan seseorang lain, dan ini tentang apa yang orang pernah rasakan 'cinta'. Aku tak mau membicarakan masalahku dalam blog ini karena ini bukan blog privasiku. Tinggalkan masalahku dan kembali pada topik yang sebenarnya hanya akan aku sebutkan sangat sedikit perbedaan saat indahnya jatuh cinta dan sakitnya patah hati.
Yah, seperti yang orang-orang katakan, seseorang yang sedang jatuh cinta akan merasakan seperti yang terlihat dalam sinetron dan negeri dongeng. Setiap bersitatap seolah waktu berputar sangat lambat, merasa yang paling bahagia di bumi, dan bahkan mampu menjadi puitis dadakan. Bedanya dengan yang patah hati adalah keadaan hati -pastinya-. Kali ini aku ingin flashback dengan hasil pemikiranku saat patah hati. Ini menjadi puisi yang susah kulupa. Walau sederhana tapi membekas. Aku ambil dari blog www.miamipunya.blogspot.com ini sebenarnya punyaku sendiri..
sajak patah hati
hujan turun di sudut mata
suara gemuruh hati
hujan turun di sudut mata
suara gemuruh hati
bersautan di mendung pagi
jadikan bumi raga dan jiwa
hitam kelabu
bayu berlari tak terarah
awan pun ikut serta
dan saling sapa
datanglah petir yang cemburu
di pusat peraga
membumi hanguskan
ion positif yang tersisa
hingga cahaya peri
tak mampu menembus
benteng asap yang jahat
di halangi sisa perintihan jiwa
kini waktunya bertanya :
kapan kiamat raga ?
jadikan bumi raga dan jiwa
hitam kelabu
bayu berlari tak terarah
awan pun ikut serta
dan saling sapa
datanglah petir yang cemburu
di pusat peraga
membumi hanguskan
ion positif yang tersisa
hingga cahaya peri
tak mampu menembus
benteng asap yang jahat
di halangi sisa perintihan jiwa
kini waktunya bertanya :
kapan kiamat raga ?
0 komentar:
Posting Komentar